Minggu, 13 Mei 2012

Kesenjangan sosial

Kesenjangan sosial diartikan sebagai kesenjangan (ketimpangan) atau ketidaksamaan akses untuk mendapatkan atau memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Sumber daya bisa berupa kebutuhan primer, seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, peluang berusaha dan kerja, dapat berupa kebutuhan sekunder, seperti sarana pengembangan usaha, sarana perjuangan hak azasi, sarana saluran politik, pemenuhan pengembangan karir,dan lain-lain.

Kesenjangan sosial dapat disebabkan oleh adanya faktor-faktor penghambat, sehingga mencegah dan menghalangi seseorang untuk memanfaatkan akses atau kesempatan-kesempatan yang tersedia. Secara teoritis sekurang-kurangnya ada dua faktor yang menghambat
  1. faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang (faktor internal), yaitu rendahnya kualitas sumber daya manusia karena tingkat pendidikan/keterampilan atau kesehatan rendah atau ada hambatan budaya (budaya kemiskinan). Kesenjangan sosial dapat muncul sebagai akibat dari nilai-nilai kebudayaan yang dianut oleh sekelompok orang itu sendiri. Akibatnya, nilai-nilai luas,seperti apatis,cenderung menyerah pada nasib, tidak mempunyai daya juang, dan tidak mempunyai orientasi kehidupan masa depan. Dalam penjelasan Lewis (1969), kesenjangan sosial tipe ini muncul karena masyarakat itu terkungkung dalam kebudayaan kemiskinan.
  2. Faktor-faktor yang berasal dari luar kemampuan seseorang (faktor eksternal), hal ini dapat terjadi karena birokrasi atau ada peraturan-peraturan resmi (kebijakan), sehingga dapat membatasi atau memperkecil akses seseorang untuk memanfaatkan kesempatan  dan peluang yang tersedia. Dengan kata lain, kesenjangan sosial bukan terjadi karena seseorang malas bekerja atau tidak mempunyai kemampuan sebagai akibat dari keterbatasan atau rendahnya kualitas sumber daya manusia, tetapi karena ada hambatan-hanbatan atau tekanan-tekanan struktural. Kesenjangan sosial ini merupakan salah satu penyebab munculnya kemiskinan struktural. Alfian, Melly G. Tan dan Selo Soemardjan (1980) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kemisikinan struktural adalah kemiskinan yang diderita oleh suatu golongan masyarakat karena struktur sosial masyarakat itu tidak dapat ikut mengunakan sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka. kemiskinan struktural meliputi kekurangan fasilitas pemukiman, kekurangan pendidikan, kekurangan komunikatif, kekurangan fasilitas untuk mengembangkan usaha dan mendapatkan peluang kerja dan kekurangan perlingdungan hukum.
Kesenjangan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat adalah disebabkan oleh adanya perbedaan yang mencolok antara satu individu dengan individu yang lain, atau antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lain.

Perbedaan itu antara lain misalnya antara si kaya dan si miskin atau antara si pintar dan si bodoh. Yang mana perbedaan itu kelihatan mencolok dan menimbulkan masalah dalam penanganannya.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian daripada kesenjangan sosial adalah "jarak" yang terjadi ditengah-tengah masyarakat disebabkan oleh perbedaan status sosial, maupun status ekonomi yang ada ditengah-tengah masyarakat.

Masalah kemiskinan dewasa ini bukan saja menjadi persoalan bangsa Indonesia. Kemiskinan telah menjadi isu global dimana setiap negara merasa berkepentingan untuk membahas kemiskinan, terlepas apakah itu negara berkembang maupun sedang berkembang.

Sabtu, 12 Mei 2012

Faktor-faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial

Proses interaksi sosial biasanya didasari oleh beberapa faktor, seperti sugesti, imitasi, identifikasi, simpati, motivasi, dan empati.
  1. Imitasi, adalah tindakan sosial meniru sikap, tindakan, tingkah laku, atau penampilan fisik seseorang secara berlebihan. sebagai suatu proses, adakalanya imitasi berdampak positif apabila yang ditiru tersebut individu-individu yang baik menurut pandangan umum masyarakat. Akan tetapi, imitasi bisa juga berdampak negatif apabila sosok individu yang ditiru berlawanan dengan pandangan umum masyarakat. contoh : seorang siswa meniru penampilan artis terkenal, seperti rambut gondrong, memakai anting, dan kalung secara berlebihan. Tindakan seperti itu akan mengundang reaksi dari lingkungan sosial yang menilai penampilan itu sebagai urakan atau tidak sopan.
  2. Sugesti, adalah pemberian pengaruh atau pandangan dari satu pihak kepada pihak lain. Akibatnya, pihak yang dipengaruhi akan tergerak mengikuti pengaruh atau pandangan itu dan akan menerimanya secara sadar atau tidak sadar tanpa berpikir panjang. Sugesti biasanya diperoleh dari orang-orang yang berwibawa dan memiliki pengaruh besar di lingkungan sosialnya. Akan tetapi, sugesti dapat pula berasal dari kelompok mayoritas terhadap kelompok minoritas, ataupun orang dewasa terhadap anak-anak. Cepat atau lambatnya proses sugesti ini sangat tergantung pada usia, kepribadian, kemampuan intelektual, dan keadaan fisik seseorang. sebagai contoh Pimpinan partai politik melakukan kampanye di hadapan pendukungnya agar memilih partai politiknya. Tindakan itu dilakukan untuk meyakinkan dan memengaruhi orang banyak agar mengikuti partainya.
  3. Identifikasi, adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Orang lain yang menjadi sasaran identifikasi dinamakan idola ( kata idol berarti sosok yang dipuja ). Identifikasi merupakan bentuk lebih lanjut dari proses imitasi dan proses sugesti yang pengaruhnya amat kuat. Misalnya, seorang remaja mengidentifikasikan dirinya dengan seorang penyanyi terkenal yang ia kagumi. Lalu, ia akan berusaha mengubah penampilan dirinya agar sama dengan penyanyi idolanya, mulai dari model rambut, pakaian, gaya bicara, bahkan sampai makanan kesukaan. Pada umumnya, proses identifikasi berlangsung secara kurang disadari oleh seseorang. Namun, yang pasti sang idola yang menjadi sasaran identifikasi benar-benar dikenal, entah langsung (bertemu, berbicara) ataupun tidak langsung (melalui media informasi).
  4. Simpati, adalah suatu proses dimana seseorang merasa tertarik dengan orang lain. Rasa tertarik ini didasari atau didorong oleh keinginan-keinginan untuk memahami pihak lain untuk memahami perasaannya ataupun bekerja sama dengannya. Dibandingkan ketiga faktor interaksi sosial sebelumnya, simpati terjadi melalui proses yang relatif lambat.Namun, pengaruh simpati lebih mendalam dan tahan lama. Agar simpati dapat berlangsung, diperlukan adanya saling pengertian antara kedua belah pihak. Pihak yang satu terbuka mengungkapkan pikiran ataupun isi hatinya. Sedangkan pihak yang lain mau menerimanya. Itulah sebabnya, simpati menjadi dasar hubungan persahabatan.
  5. Motivasi, merupakan dorongan, rangsangan, pengaruh, atau stimulasi yang diberikan seorang individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi motivasi menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan itu secara kritis, rasional, dan penuh rasa tanggung jawab. Motivasi dapat diberikan dari seorang individu kepada kelompok, kelompok kepada kelompok, atau kelompok kepada individu. Wujud motivasi dapat berupa sikap, perilaku, pendapat, saran, dan pertanyaan. Penghargaan berupa pujian guru kepada siswa berprestasi tinggi merupakan motivasi bagi siswa untuk belajar lebih giat lagi. Motivasi diberikan oleh orang-orang yang kedudukan atau statusnya lebih tinggi dan berwibawa. Mereka memiliki unsur-unsur keteladanan dan panutan masyarakat. misalnya : seorang ayah yang baik dan bijaksana, serta memberikan kasih sayangnya kepada anak dan istrinya adalah tokoh yang patut disegani bagi seluruh anggota keluarganya. apa yang dilakukan ayah akan menjadi motivasi bagi keluarganya untuk berbuat dan berperilaku sebaik ayahnya. contoh lain seorang kepala daerah yang berwibawa penuh kharisma menjalankan pemerintahan didaerahnya melalui serangkaian proses sosial untuk memotivasi warga agar berperan aktif dalam membangun daerah yang lebih sejahtera.
  6. Empati, adalah proses kejiwaan seorang individu untuk larut dalam perasaan orang lain. Baik suka maupun duka. Contohnya, kalau kita melihat orang mendapat musibah sampai luka berat, seolah-olah kita ikut menderita. kita tidak hanya merasa kasihan terhadap orang yang terkena musibah itu tetapi juga ikut merasakan penderitaannya. Demikian juga, kalau seorang teman dekat kita ada yang meninggal dunia, kita merasa kehilangan seolah-olah saudara kita sendiri yang meninggal dunia

Selasa, 08 Mei 2012

Metode-metode dalam Sosiologi

Metode, sekurang-kurangnya memiliki beberapa ciri pokok yaitu,
  • Ada permasalahan yang akan dikaji dan diteliti.
  • Ada hipotesis, yaitu simpulan yang bersifat sementara yang harus dibuktikan terlebih dahulu kebenarannya.
  • Ada usulan mengenai cara kerja atau cara penyelesaian permasalahan dan hipotesis yang ada.
    penelitian yang dilakukan di dusun galunglangi'e menggunakan metode kualitatif
  1. Dalam penelitian Sosiologi, digunakan dua cara (metode), yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif, mengutamakan cara kerja dengan menjabarkan hasil penelitian berdasarkan penilaian dan pemaknaan terhadap data yang diperoleh. Metode ini dipergunakan apabila data hasil penelitian tidak dapat diukur dengan angka atau dengan ukuran-ukuran lain yang bersifat eksak. Metode kualitatif ada dua macam, yaitu metode historis dan metode komparatif.
  • Metode historis, merupakan penelitian yang analisis datanya didasarkan pada peristiwa-peristiwa masa lampau untuk mengetahui kejadian saat ini.
  • Metode komparatif adalah penelitian dengan membandingkan antara kondisi masyarakat satu dan yang lain, dengan maksud untuk mengetahui perbedaan dan persamaan, disamping untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kondisi masyarakat yang demikian.
  • Metode studi kasus (case study), yaitu penelitian yang memusatkan perhatian pada fenomena-fenomena (gejala sosial) yang nyata dalam masyarakat, yang ditelaah adalah keadaan masyarakat yang dilihat dari persoalan atau kasus tertentu, baik dalam suatu lembaga, kelompok, maupun individu. adapun cara pelaksanaannya dengan teknik wawancara,dengan panduan daftar pertanyaan, atau dengan pengamatan partisipan. dalam penelitian ini, peneliti harus benar-benar membaur dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, dengan tidak memberi sugesti kepada masyarakat yang sedang diteliti. 
      2. Metode kuantitatif, adalah cara penelitian yang dalam analisis datanya mengutamakan keterangan berdasarkan angka-angka. gejala yang diteliti diukur dengan skala,indeks, tabel, atau formula-formula tertentu yang cenderung menggunakan uji statistik.

Ada beberapa metode yang digunakan sosiologi dalam menyelidiki sasarannya, menurut Abu Ahmadi sebagai berikut,
  1. Historical method, yaitu suatu cara penelusuran terhadap kebudayaan serta struktur masyarakat yang telah lampau, untuk kemudian diambil contohnya untuk masa yang akan datang.
  2. Comparative method, yaitu membandingkan satu masyarakat dengan masyarakat lain, satu kelompok dengan kelompok lain, satu kebudayaan dengan kebudayaan lain, sehingga akan diperoleh garis-garis persamaan yang berlaku umum. Dengan demikian, dapat memberikan prediksi terhadap perkembangan berikutnya dalam masyarakat.
  3. Statistical method, yaitu untuk mengukur gejala-gejala sosial yang tampak secara kuantitatif kemudian diinterpretasikan kedalam pemahaman umum.
  4. Case study method, yaitu menyelidiki peristiwa-peristiwa yang terjadi disekitar kelompok masyarakat, maupun lembaga-lembaga tertentu untuk mendapatkan garis-garis pokok dari peristiwa itu. metode ini sering disebut sebagai survei

Teknik riset dalam sosiologi menurut Paul B.Horton diantaranya adalah sebagai berikut,

  1. Study Cross-sectional dan longitudinal, yaitu suatu pengamatan yang meliputi suatu daerah yang luas dan dalam jangka waktu tertentu. sedangkan study longitudinal adalah study yang berlangsung sepanjang waktu yang menggambarkan suatu kecenderungan atau serangkaian pengamatan sebelum dan sesudahnya.
  2. Eksperimen laboratorium dan eksperimen lapangan, dalam penelitian eksperimen laboratorium, subjek orang yang dikumpulkan didalam suatu tempat atau "laboratorium" kemudian diberi pengalaman sesuai dengan yang diinginkan sang peneliti, kemudian dicatat dan ditarik simpulan-simpulan. peneliti eksperimen lapangan adalah pengamatan yang dilakukan diluar laboratorium dimana peneliti memberikan pengalaman-pengalaman baru kepada objek secara umum kemudian diamati hasilnya.
  3. Penelitian pengamatan, hampir sama dengan eksperimen, tetapi dalam penelitian ini kita tidak memengaruhi terjadinya suatu kejadian.

Soerjono soekanto mengemukakan bahwa pada dasarnya terdapat dua jenis metode atau teknik yang dipergunakan dalam sosiologi yaitu,

1. Metode kualitatif, mengutamakan bahan atau hasil pengamatan yang sukar diukur dengan angka-angka atau ukuran matematis, meskipun kejadian-kejadian itu nyata dalam masyarakat. Yang termasuk metode kualtatif adalah,
  • Metode Historis, yaitu metode pengamatan yang menganalisis peristiwa-peristiwa dalam masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum.
  • Metode komparatif, yaitu metode pengamatan dengan membandingkan antara bermacam-macam masyarakat serta bidang-bidangnya untuk memperoleh perbedaan dan persamaan sebagai petunjuk tentang perilaku suatu masyarakat pertanian Indonesia pada masa lalu dan masa yang akan datang.
  • Metode studi kasus, yaitu suatu metode pengamatan tentang suatu keadaan, kelompok, masyarakat setempat, lembaga-lembaga, maupun individu-individu. Alat-alat yang dipergunakan dalam studi kasus adalah, wawancara (interview), daftar pertanyaan (questionaire), dan participant observe technique, dimana pengamat ikut serta dalam kehidupan sehari-hari masyarakat yang diamati.
2. Metode kuantitatif, peneliti mengutamakan bahan-bahan keterangan dengan angka-angka sehingga gejala-gejala yang diteliti dapat diukur dengan menggunakan skala, indeks, tabel, dan formula. Termasuk dalam metode ini adalah metode statistik dimana gejala-gejala masyarakat sebelum dianalisis dikuantifikasi terlebih dahulu. Disamping metode-metode diatas, masih ada beberapa metode lain yaitu,

  1. Metode deduktif, yaitu metode yang dimulai dari hal-hal yang berlaku umum untuk menarik simpulan yang bersifat khusus.
  2. Metode induktif, yaitu metode yang mempelajari suatu gejala khusus untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum.
  3. Metode empiris, yaitu suatu metode yang mengutamakan keadaan-keadaan nyata didalam masyarakat.
  4. Metode rasional, yaitu suatu metode yang mengutamakan penalaran dan logika akal sehat untuk mencapai pengertian tentang masalah kemasyarakatan.
  5. Metode fungsional, yaitu metode yang dipergunakan untuk menilai kegunaan lembaga-lembaga sosial masyarakat dan struktur sosial masyarakat.

Senin, 07 Mei 2012

Objek sosiologi dan antropologi

  • Objek material sosiologi adalah kehidupan sosial, gejala-gejala, dan proses hubungan antarmanusia yang memengaruhi kesatuan hidup manusia itu sendiri. Objek material antropologi adalah aspek ciri-ciri fisik beragam etnis di muka bumi, serta hasil kebudayaan manusia (seperti cara-cara berperilaku, tradisi-tradisi, dan lain-lain.
  • Objek formal sosiologi ditekankan pada manusia sebagai mahluk sosial atau masyarakat. Dengan demikian, objek formal sosiologi adalah hubungan antar manusia serta proses yang timbul dari hubungan manusia didalam masyarakat. Objek formal antropologi adalah manusia sebagai mahluk biologis dan sebagai mahluk sosial.

Minggu, 06 Mei 2012

Ruang lingkup sosiologi

1.Ciri dan hakikat sosiologi

Menurut Harry M. Jhonson, yang dikutip oleh  soerjono soekanto, sosiologi sebagai ilmu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut
  1. Bersifat empiris, yaitu didasarkan pada observasi (pengamatan) dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif (menduga-duga).
  2. Bersifat teoretis, yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi yang konkret di lapangan dan abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis dan bertujuan menjalangkan hubungan sebab-akibat.
  3. Bersifat komulatif, artinya teori-teori sosiologi dibentuk berdasarkan teori yang sudah ada,kemudian diperbaiki, diperluas, dan diperhalus.
  4. Bersifat nonetis, yang dipersoalkan dalam sosiologi bukanlah baik-buruknya fakta tertentu, akan tetapi menjelaskan fakta tersebut secara analitis.
Menurut Prof.Dr.M.M.Djojodigoeno, S.H ,Sosiologi bersifat mengawinkan, artinya sosiologi ingin mengetahui keadaan sebenarnya dari kehidupan bermasyarakat. Plato,Aristoteles,Hobes, dan Spinoza memberikan hal yang berbeda. mereka memegang masyarakat dari sudut pandang normatif dan finalis. Normatif artinya menegakkan norma-norma untuk kehidupan kolektif (secara bersama) yang baik. Finalis artinya mencita-citakan organisasi sosial politik yang sempurna.
Buku sosiologi Suatu Pengantar yang ditulis soerjono soekanto, mengatakan bahwa Sosiologi adalah ilmu sosial yang murni, abstrak, rasional, dan empiris, bersifat umum, serta berusaha mencari pengertian umum. Menurut pengertiannya, hakikat sosiologi adalah sebagai berikut,
  1. Sosiologi adalah ilmu sosial.
  2. Sosiologi bukan merupakan disiplin ilmu normatif, melainkan disiplin ilmu kategoris, yang membatasi diri pada kejadian dewasa ini, bukan apa-apa yang terjadi atau seharusnya terjadi.
  3. Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan murni (pure-science), bukan ilmu pengetahuan terapan (aplied-science). Misalnya, para sosiolog mengemukakan pendapat yang berguna untuk petugas administrasi, pembentuk undang-undang diplomat,guru-guru dan sebagainya.
  4. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan abstrak, bukan ilmu pengetahuan konkret. Dalam sosiologi, yang diperhatikan adalah bentuk pola peristiwa-peristiwa masyarakat.
  5. Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian dan pola-pola umum, serta mencari prinsip-prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia, sifat, hakikat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat manusia.
  6. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. hal ini menyangkut metode yang digunakan.
  7. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum, bukan pengetahuan khusus.

Sabtu, 05 Mei 2012

Pengertian Dasar Sosiologi

Sosiologi pada dasarnya mempunyai dua pengertian dasar yaitu sebagai ilmu dan sebagai metode. sebagai ilmu,merupakan kumpulan pengetahuan tentang masyarakat dan kebudayaan yang disusun secara sistematis berdasar analisis berfikir logis. sebagai metode, merupakan cara berfikir untuk mengungkapkan realitas sosial dan budaya yang ada dalam masyarakat dengan prosedur dan teori yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.